Steve Jobs adalah contoh terbaik bagaimana dia mencintai apa
yang dia lakukan. Pada tahun 1976 Steve Jobs mendirikan Apple, 10 tahun
kemudian dia dikeluarkan dari perusahaan yang dia dirikan sendiri. Tak
menyerah, Jobs tetap berdjoeang pelan-pelan membangun perusahaan bernama Next.
Langkah berikutnya mengakuisisi divisi computer grahics dari LucasFilm, yang
kemudian diberi nama Pixar. Ditangannya Pixar akhirnya melaju dan sukses dengan
karya animasi legendaris seperti Toy Story. Pixar akhirnya bergabung ke Disney,
di mana Jobs menjadi pemilik saham terbesar di Disney. Dengan kondisi sukses
seperti itu, Jobs tetap memutuskan kembali ke
Apple di tahun 1996, untuk menyelamatkan perusahaan yang dia dirikan yang kondisinya sudah hampir hancur. Dalam dua tahun, Jobs berhasil mengubah Apple yang hampir bangkrut menjadi perusahaan yang memiliki profit. Salah satu ungkapan terkenal Jobs ketika ditanya, kenapa bisa bertahan dengan semua ini, “Satu hal yang membuat saya tetap bertahan adalah bahwa saya mencintai apa yang saya lakukan”. Ya ketika kita mencintai apa yang kita lakukan, tak ada yang sanggup membuat kita berhenti dalam berdjoeang.
Apple di tahun 1996, untuk menyelamatkan perusahaan yang dia dirikan yang kondisinya sudah hampir hancur. Dalam dua tahun, Jobs berhasil mengubah Apple yang hampir bangkrut menjadi perusahaan yang memiliki profit. Salah satu ungkapan terkenal Jobs ketika ditanya, kenapa bisa bertahan dengan semua ini, “Satu hal yang membuat saya tetap bertahan adalah bahwa saya mencintai apa yang saya lakukan”. Ya ketika kita mencintai apa yang kita lakukan, tak ada yang sanggup membuat kita berhenti dalam berdjoeang.
Cinta dan passion juga lah yang membuat James Dyson ikhlas
melakukan eksperimen selama lebih dari 5 tahun, dan mengalami 5126 kegagalan
dalam membuat penyedot debudual cyclone tanpa kantung. Ketika akhirnya berhasil
pun, Dyson masih harus kecewa karena tak ada satupun produsen penyedot debu di
Inggris, negara kelahirannya, yang mau mengadopsi hasil karyanya. Hingga
akhirnya terpaksa diproduksi sendiri dan dijual bukan di Inggris, tapi di
negara yang jauh dari jangkauannya yaitu Jepang.
Eli Harari, yang mendapatkan gelar PhD dari Princenton
University di bidang semikonduktor, juga pernah membuat kesalahan besar dengan
mencoba berinovasi membuat alat pancing. Padahal Harari sendiri tidak suka
memancing dan bahkan tidak pernah pergi memancing. Inovasinya berakhir di
kegagalan besar. Ketika Harari memutuskan kembali menggeluti bidang yang dia
cintai, lahirlah inovasi USB flash memory yang legendaris sampai sekarang, yang
menghantarkannya mendirikan perusahaan SanDisk. H
Google adalah perusahaan yang mengerti bahwa cinta dan
passion bisa membuat seseorang menjadi produktif. Perusahaan yang didirikan
oleh Larry Page & Sergey Brin ini membuat kebijakan Innovation Time
Off, di mana pegawai boleh mengalokasikan 20% waktu kerjanya untuk melakukan
pekerjaan yang mereka cintai dan jadi passion mereka. Dan beberapa tahun
kemudian, kenyataan membuktikan bahwa Innovation Time Off yang sebenarnya hanya
20% dari waktu kerja formal itu, berhasil menghasilkan lebih dari 50% produk
dan layanan baru google saat ini.
2. TINGGALKAN JEJAK DI ALAM SEMESTA
Visi hidup untuk meninggalkan jejak di alam semesta juga
merupakan karakter wajib bagi para inovator. Mark Zuckerberg, founder facebook
mengatakan bahwa, semua yang dia lakukan bukan soal menghasilkan uang, facebook
dibuat supaya dunia menjadi terbuka bagi siapapun, dengan menghubungkan atribut
sosial setiap orang yang membuat akun di sana.
Steve Wozniak ketika mendirikan Apple bersama Steve Jobs
pada tahun 1976 mengatakan bahwa, visi mereka adalah mengubah dunia dengan
menghadirkan komputer bagi orang biasa. Komputer bagi orang biasa, adalah visi
dan mimpi yang terlalu besar di tahun 1976. Karena pada saat itu komputer tidak
memungkinkan untuk digunakan orang awam, disamping tidak ada user interface
yang memadai, aplikasi yang tidak banyak untuk pemakaian sehari-hari, juga
ukuran fisiknya yang sangat-sangat besar.
Visi untuk meninggalkan jejak ini penting ketika kita
mengamati bagaimana Xerox seharusnya bisa menguasai seluruh industri teknologi
informasi di era tahun 1970an. Karena mereka menjadi pioner di hampir semua
produk canggih dalam dunia teknologi informasi. Xerox dengan Palo Alto Research
Center (PARC) nya sudah berhasil mengembangkan aplikasi berbasis graphical user
interface (GUI) dan device mouse, yang di era itu, belum ada yang berhasil
memproduksinya. Justru kunjungan Steve Jobs ke PARC yang akhirnya menjadi
kunjungan paling bersejarah dalam dunia industri PC (personal computer), karena
Steve Jobs lah yang akhirnya bisa berinovasi dengan mencontek produk Xerox PARC
untuk pengembangan produk Apple yang bervisi komputer yang bisa digunakan untuk
orang biasa. Steve Jobs mengungkapkan bahwa seandainya Xerox mempunyai visi
untuk meninggalkan jejak di alam semesta ini, kondisi saat ini akan berbeda.
Sebaliknya, Adele Goldberg, salah satu founder dan petinggi Xerox mengatakan
bahwa, “mengizinkan Steve Jobs berkunjung ke Xerox PARC adalah keputusan paling
buruk dalam sejarah korporasi di dunia”.
3. PERAS OTAK
Tidak ada manusia yang bodoh, karena otak manusia yang
beratnya 1 kg, ternyata hanya dipakai kurang dari 1% oleh manusia biasa, dan
hanya 4-5% oleh manusia jenius seperti Albert Einstein. Masih tersisa 95-99%
dari otak kita yang menganggur alias belum kita pakai. Saya pernah menulis
tentang ini dalam artikel defargmentasi otak. Harus kita sadari bahwa kita
belum maksimal menggunakan otak kita. Kebodohan bukanlah karena kita tidak ada
kemampuan untuk menjadi pintar, kebodohan adalah ketidakmauan kita untuk
belajar dan bekerja keras. Kisah perjalanan hidup Adam Khoo dalam bukunya “I am
gifted and so are you …”, menyadarkan kita bahwa tak ada manusia bodoh di dunia
ini. Adam Khoo yang ketika SD mendapatkan nilai selalu buruk dan dicap bodoh,
kemudian pelan-pelan bangkit dan berhasil menjadi nomer 1 di SMP, SMA dan
universitas, hingga akhirnya dengan usaha dan belajar kerasnya berhasil menjadi
milyader termuda pada usia 25 tahun di Singapura.
Aaron Stern bahkan menempuh langkah gila untk membuktikan
bahwa jenius itu tidak dilahirkan, tapi jenius itu bisa diciptakan. Penelitian
dilakukan dengan obyek penelitian putrinya sendiri bernama Edith Stern. Edith
sejak lahir dididik dalam lingkungan steril yang mendukung untuk menjadikannya
cerdas. Hasilnya, Edith berhasil menyelesaikan membaca Encyclopedia Britanica
pada umur 5 tahun, memiliki IQ 200, dan mendapatkan PhD di bidang matematika
pada umur 15 tahun. Project Edith yang digagas Aaron Stern membuktikan bahwa
kecerdasan manusia bisa dilatih untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi.
Sekali lagi tidak ada manusia di dunia ini yang bodoh, yang ada adalah manusia
yang tidak mau berusaha dan bekerja keras.
4. BERPIKIR BERBEDA
oger Wolcott Sperry, salah satu pakar neurologi mengatakan
bahwa otak manusia terdiri dari dua hemisfer, otak kanan dan otak kiri, yang
mempunyai fungsi yang berbeda. Otak kiri cenderung mengurusi hal logis,
algoritmis dan matematis, sedangkan otak kanan mengurusi intuisi dan imajinasi.
Manusia cerdas adalah manusia yang bisa mengkombinasikan otak kiri dan kanan.
Banyak orang menyangka bahwa harus selalu berpikir secara logis, padahal
kenyataannya, keputusan bisnis sering dikeluarkan dengan menggunakan insting
dan intuisi yang notabene menggunakan otak kanan. Bahkan seorang Albert
Einstein yang boleh dikatakan jenius di bidang sains dan ilmu eksakta, mengatakan
bahwa imajinasi lebih penting daripada pengetahuan. Dengan imajinasi dari otak
kanan, Einstein bisa bebas tanpa batas memformulasikan berbagai teori yang ada
di luar jangkauan logika manusia pada masa itu.
Steve Jobs juga mengandalkan konsep berpikir berbeda dengan
menyeimbangkan otak kiri dan kanan ketika mengembangkan produk Apple. Apple
meluncurkan produk iPod, sebuah alat pemutar musik, yang sebenarnya adalah
produk biasa dan sudah ada sebelumnya. Perbedaan dengan produk pemutar musik
lainnya adalah kemampuan Jobs menghubungkan iPod dengan layanan penjualan musik
yang dia bangun bernama iTunes. Asosiasi device iPod dan iTunes adalah ide
kreatif yang pada masanya belum ada yang mencoba mengembangkannya.
5. GUNAKAN BAHASA MANUSIA
Karakter inovator terakhir adalah kemampuan dalam
menyampaikan pesan. Pakar komunikasi Gregory Berns mengatakan bahwa seseorang
bisa memiliki ide hebat yang baru dan berbeda, tapi semua akan sia-sia jika
tidak bisa meyakinkan banyak orang. Salah satu faktor yang membuat kita mampu
meyakinkan orang lain adalah ketika kita mampu mengubah bahasa teknik yang
sulit ke bahasa yang mudah dipahami oleh manusia biasa. Berbicara dengan bahasa
manusia sudah sering saya uraikan di blog ini, misalnya tulisan berjudul Wahai
Dosen, Berbicaralah dengan Bahasa Manusia.
Marc Russell Benioff, founder SalesForce, perusahaan yang
bergerak di bidang layanan aplikasi cloud menggunakan istilah menarik untuk
membahasa manusiakan terminologi cloud computing. The end of software, demikian
jargon SalesForce. Benioff ingin menunjukkan bahwa masa menjual software dengan
cara biasa sudah selesai, dan sekarang waktunya untuk menjual software sebagai
suatu layanan (software as a service). Dengan ini, menggunakan software itu
kondisinya sama seperti kita menggunakan listrik atau telepon. Kita hanya perlu
membayar sewa dari layanan (software) yang kita gunakan secara periodik, baik
bulanan atau tahunan.
Ketika launching iPad, Steve Jobs tidak menggunakan kalimat
teknik yang sulit dan canggih, dia hanya mengatakan bahwa, “iPad adalah alat
ajaib yang revolusioner dengan harga yang mencengangkan”. Ketika memperkenalkan
MacBook Air, Jobs juga hanya mengatakan “MacBook Air adalah notebook paling
tipis sedunia”. iPod disajikan Steve Jobs dengan bahasa, “iPod, seribu lagu di
sakumu”. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Todd Bishop, kalimat yang
digunakan oleh Steve Jobs memilikiindeks fog antara 5-7, sementara tokoh-tokoh
IT lain seperti Bill Gates memiliki indeks fog 9-11. Indeks fog adalah jumlah
tahun pendidikan yang diperlukan seorang pembaca untuk memahami sebuah
perkataan. Bayangkan anak SD kelas 6 pun tidak kesulitan mengikuti pidato dari
Steve Jobs!
5 karakter inovator, sudahkah kita miliki? Mudah-mudahan
kita semua tetap dalam perdjoeangan untuk meraihnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa tinggalkan saran yah, terima kasih telah berkunjung!